Jelang Pilkada Kalsel, BEM Uniska Tolak Politik Praktis Masuk Kampus

Lentera Uniska, Banjarmasin – Seperti yang diketahui, beberapa hari lalu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari (MAB) meminta petinggi kampus untuk mencabut baliho yang terpampang di jalan karena dianggap mengandung unsur politik praktis.

Tepatnya pada Selasa (22/09), BEM Uniska menindak lanjuti persoalan tersebut dengan mengadakan konferensi pers dan membacakan press release tentang menangkis politik praktis di lingkungan Uniska.

Konferensi pers tersebut dihadiri semua perwakilan BEM Fakultas yang sengaja diundang oleh BEM Uniska guna membangun kekompakan dan memperkuat untuk menghindari politik praktis.

Presiden mahasiswa Uniska Muhammad Padliansyah mengemukakan opini mewakilkan semua pihak termasuk masyarakat, agar tidak memandang Uniska sebagai lahan politik.

“Kami disini hanya mengemukakan opini, menurut kawan-kawan mahasiswa dan seluruh masyarakat di luar sana agar tidak memandang kampus kita sebagai lahan politik,” ucapnya.

Padli juga menekankan kepada masyarakat agar memahami cara pandangnya terhadap kampus, bahwa BEM Uniska, BEM Fakultas, dan Ormawa Uniska menolak adanya politik praktis tersebut.

“Jadi yang kita tekankan disini adalah bagaimana cara agar dapat menggiring opini masyarakat bahwa Ormawa Uniska menolak adanya politik praktis ini di kampus kita sendiri,” sambungnya.

Selain itu, undangan konferensi pers tersebut tidak hanya untuk Ormawa saja melainkan juga Petinggi Kampus yang bertujuan untuk menyempurnakan konferensi tersebut, akan tetapi tidak ada konfirmasi kehadiran.

Setelah selesai konferensi pers, BEM Uniska melanjutkan aksinya menemui Petinggi Kampus untuk menyerahkan press release tersebut.

Menteri Luar Negeri BEM Uniska Ahmad Fauzi juga menanggapi dan ingin memperluas opini terkait baliho tersebut melalui jalur media sosial.

“Untuk kedepannya, rencana kami akan mengupload ke media sosial BEM Uniska serta BEM Fakultas. Guna menggiring opini tadi, khususnya untuk mahasiswa baru dan seluruh mahasiswa Uniska. Bahwasanya kampus merupakan tempat untuk menuntut ilmu bukan tempat untuk politisasi,” ungkapnya. (Csr/klk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *