Lentera Uniska, Banjarmasin – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari (MAB) mengkritik gelaran Pemilihan Rektor periode 2021-2025.
Presiden Mahasiswa Uniska MAB, Zikri Nur Abadi merasa ajang lima tahunan di Kampus Hijau kali ini ada yang janggal. Sebab, kata dia, aneh saja bila dalam Pemilihan Rektor ini hanya ada KPU, tanpa ada lembaga pengawas seperti Bawaslu.
“Sedangkan pada Pemilihan Presiden Mahasiswa saja ada Bawaslu-nya,” herannya, dalam jumpa pers pada Senin (26/04) di Gedung C lantai dasar Kampus Uniska Banjarmasin.
Kejanggalan lain juga dirasakan saat penetapan Rektor terpilih yang seharusnya dijadwalkan pada 10 April lalu, kini malah molor sangat jauh. Apalagi, para senat universitas sampai-sampai harus membentuk Tim Investigasi.
“Ini artinya boleh dikatakan ada yang tidak beres di sini (Pilrek),” ujarnya.
Wapresma Uniska, Rizki Nugroho Fitrianto mengakui bahwa pihaknya kesulitan dalam menggali informasi soal Pilrek. Dia menilai, penyelenggara Pilrek terkesan tak terbuka dengan BEM Uniska.
“Kita sulit mendapatkan informasi, pihak-pihak yang terkait seakan-akan menutupi hal itu, makanya kami sedang mengupayakan untuk menggali informasi, karena mereka menganggap dalam Pilrek mahasiswa tidak harus terlibat,” katanya.
BEM Uniska Kabinet Mahakarya mengaku masih menunggu tim investigasi yang sebelumnya meminta waktu 7 hari untuk menyelesaikan tugas mereka.
Jika dalam waktu itu masih belum ada kejelasan, bukan tidak mungkin BEM bakal turun tangan terkait permasalahan ini. Bahkan bisa saja turun menggelar aksi.
“Apabila tim investigasi tidak menemukan hasil, maka kita akan lakukan secara demokrasi, turun lapangan atau aksi sebagai bentuk kegelisahan,” timpal Zikri. (Sbe)