Lentera Uniska, Banjarmasin – Tiga mahasiswa Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari (MAB) berhasil raih juara tiga Lomba Business Plan Competition tingkat Nasional 2022 April lalu.
Lomba ini berlangsung dari bulan Februari hingga April yang diadakan oleh kewirausahaan Uniska dengan skala nasional.
Melalui unggahan akun Instagram @kewirausahaan_uniska pada 15 April lalu, ada 10 besar peserta yang masuk. Dua diantaranya adalah dari Uniska yakni tim Dandy Hendra Nugraha dan Gusti Anisa Maharani.
Sesi berlanjut pada Rabu, 20 April pagi. Tim yang masuk 10 besar melakukan presentasi. Kemudian, tepat Sabtu, 23 April. Pemenang lomba diumumkan, tak diduga tim Dandy Hendra Nugraha dari Uniska dinyatakan sebagai pemenang juara ketiga.
Bersama dengan tim yang beranggotakan tiga orang dan satu pembimbing ini, yakni Dandy Hendra Nugraha (FTI) sebagai ketua tim, Ahmad Wildan Abdurrahman (FTI) dan Ahmad Hakiki (FISIP) yang semuanya sudah menempuh semester 6, serta Yusup Indra Wijaya sebagai dosen pembimbing.
Dandy mengatakan, proposal yang diajukan untuk lomba mengambil makanan cepat saji, yaitu abon ikan patin dengan nama Abotin. Abon ini memiliki kadar protein yang cukup tinggi, praktis dan bisa disimpan dalam jangka waktu lama.
Meski terlihat sederhana. Namun pengambilan makanan tersebut tak sembarangan, ia dan timnya juga sudah melakukan survei. Di Kalimantan Selatan, katanya. Ikan patin hanya diolah menjadi masakan basah seperti bakar atau goreng biasa atau sejenisnya.
“Sehingga dengan dasar tersebut kami memikirkan bagaimana membuat olahan ikan patin agar bisa tahan lama dan bisa diolah tidak hanya sebagai lauk makan, tetapi juga bisa sebagai toping untuk makanan lainnya,” jelas Dandy.
Dandy juga berterima kasih kepada dosen pembimbingnya, dengan satu bulan waktu penggarapan mulai dari awal hingga akhirnya pengambilan hadiah selalu menyempatkan waktunya untuk membantu.
“Persiapan presentasi hingga selesai, dan memantau bagaimana perkembangan kami dari sejak dibentuknya konsep usaha, penulisan proposal, pemilihan judul, hingga sampai tahap presentasi,” ungkapnya.
Selanjutnya mereka mengharapkan bisa merealisasikan produk ini dalam bentuk nyata untuk dinikmati oleh warga banua maupun Indonesia. Dandy juga mengatakan bahwa kompetisi bukan tentang juara atau tidaknya, melainkan pengalaman berkompetisi dan mengetahui kekurangan untuk diperbaiki bersama.
Diakhir, Yusup Indra Wijaya, dosen pembimbingnya mengharapkan, mahasiswa Uniska bisa melihat informasi dan mengambil peluang tersebut untuk mengembangkan diri.
“Yang paling penting adalah usaha dan untuk hasil itu urusan nanti,” pungkasnya. (Cpl/Wtp)