Lentera Uniska, Banjarmasin – Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan mental yang mendorong penderitanya untuk melakukan tindakan secara berulang-ulang.
Bisa dikatakan juga OCD merupakan pola pikiran dan ketakutan yang tidak diinginkan (obsesi) serta perilaku “paksaan” kompulsif. Tindakan tersebut ia lakukan untuk mengurangi kecemasan dalam pikirannya.
Pernah dengar seseorang berkata jika orang yang mengalami OCD adalah orang yang suka mencuci tangannya berulang kali atau yang merasa takut jika pintu rumahnya belum terkunci sepenuhnya dan menganggap hal itu adalah hal yang wajar. Pernyataan itu mungkin salah. Mengapa demikian? Berikut penjelasannya.
Obsesi akan terus menerus menghantui pikiran penderita. Pemikiran tersebut terjadi secara berulang dan tidak dapat dikendalikan. Jenis obsesi yang muncul juga macam-macam. Contohnya, khawatir kunci rumahnya tidak aman dan seseorang akan masuk dengan paksa. Obsesi ini menimbulkan “kompulsif”.
Kompulsif adalah kegiatan repetitif yang bertujuan untuk mengalihkan pikiran penyandang OCD dari obsesinya, dimana pikiran dipenuhi dengan pikiran yang menetap dan tidak dapat dikendalikan serta penderita dipaksa untuk terus menerus mengulang tindakan tertentu.
Salah satu kompulsi paling umum terjadi adalah orang yang mencuci tangannya berulang kali. Tidak sekali dua kali saja, namun bisa hinga berpuluh-puluh kali. Kompulsi ini dilakukan murni karena terpaksa. Kegiatan berulang yang penderita lakukan menyebabkan distress yang signifikan dan mengganggu kegiatan sehari-hari.
Penyebab OCD
Belum diketahui secara pasti. Penelitian menemukan bahwa faktor genetik, struktur otak dan fungsinya dapat meningkatkan risiko timbulnya OCD.
Namun, hal yang paling mempengaruhi adalah lingkungan hidup, yaitu ketika anak sering direndahkan atau diejek karena ketidaksempurnaanya. Hal tersebut menimbulkan perasaan timbal balik ingin melakukan hal yang sempurna untuk menutupi ketidaksempurnaan.
Fakta Unik OCD
OCD juga dapat timbul akibat infeksi dari bakteri streptokokus. Kondisi ini hanya timbul pada anak-anak. Namun belum diketahui secara pasti apa infeksi tersebut yang menyebabkan OCD atau hanya sekedar memicu gejala OCD.
Gejala bisa datang dan pergi, mereda seiring waktu, atau memburuk. OCD tidak bisa disembuhkan. Pengobatan OCD terdiri dari obat-obatan, psikoterapi atau kombinasi keduanya. OCD bersifat kronis namun gabungan terapi serta pengobatan yang sesuai dapat mengurangi dan mengatasi gejalanya. Meski tetap tak bisa disembuhkan permanen.
Namun, masalahnya adalah kebanyakan penyandang OCD sering tidak sadar bahwa dirinya memiliki OCD dan jikalau sadar sekalipun memilih untuk tidak mencari perawatan. Mengapa? Karena OCD selalu dianggap enteng. OCD hanya dianggap tidak lebih dari sekedar ketidaknyamanan. (Cbr)