Sering Merasa Lelah Bisa Jadi Kamu Sedang Depresi, Ini Penjelasannya

Foto ilustrasi, desain : Denny Hermawan (anggota LPM Lentera)

Lentera Uniska, Banjarmasin – Meskipun kita sudah hidup di Era yang penuh dengan macam hiburan, depresi bukan hal yang bisa kita hindari. Depresi mempengaruhi bagaimana kita berpikir, merasa, menangani dan melalui kegiatan setiap hari.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Kemudian tahun 2019 sebanyak 15,6 Juta penduduk Indonesia mengalami depresi.

Depresi dalam medis disebut dengan gangguan depresi mayor. Depresi juga kelainan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasa dilakukan. Hal ini akan memicu berbagai masalah fisik maupun emosional.

Faktor pemicu depresi
Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya depresi.

  1. Masalah biologis.
  2. Perubahan fungsi dan efek bahan kimia pada otak yang memperngaruhi stabilitas suasana hati (Neurotransmitter).
  3. Gangguan keseimbangan hormon yang sering terjadi saat kemilan atau bulan setelahnya (pascapartum).
  4. Seseorang yang mengalami masalah tiroid, menopause.
  5. Memakai narkoba dan alkohol.
  6. Stres atau kebanyakan pikiran.
  7. Memiliki riwayat gangguan kesehatan mental pada keluarga.
  8. Memiliki ciri kepribadian tertentu, seperti rendah diri, terlalu keras dalam menilai diri sendiri, pesimis, atau terlalu bergantung kepada orang lain.
  9. Mengidap penyakit kronis atau serius, seperti gangguan hormon tiroid, cedera kepala, HIV/AIDS, diabetes, kanker, stroke, nyeri kronis, atau penyakit jantung.
  10. Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti beberapa obat tekanan darah tinggi atau obat tidur.
  11. Mengalami kejadian traumatik, seperti kekerasan seksual, kematian, kehilangan orang yang dicintai, atau masalah keuangan.

Ciri-ciri orang depresi
Dari Segi psikologis seperti:

  1. Selalu merasa bersalah dan menyalahkan diri.
  2. Merasa putus asa, rendah diri, dan tidak berharga.
  3. Selalu merasa cemas dan khawatir yang berlebihan.
  4. Suasana hati yang buruk atau sedih secara berkelanjutan.
  5. Mudah marah atau sensitif, dan mudah menangis.
  6. Sulit berkonsentrasi, berpikir, dan mengambil keputusan.
  7. Menjadi apatis terhadap lingkungan sekitarnya.
  8. Tidak tertarik dan tidak memiliki motivasi terhadap segala hal (anhedonia).
  9. Timbul ide untuk menyakiti diri sendiri atau percobaan bunuh diri.

Sementara itu, ciri-ciri fisik yang muncul akibat depresi antara lain:

  1. Selalu merasa kelelahan dan tidak bertenaga.
  2. Selera makan menurun atau tidak berselera makan.
  3. Insomnia atau malah terlalu banyak tidur.
  4. Pusing atau nyeri yang tidak jelas penyebabnya.
  5. Gerak tubuh dan cara bicara lebih lambat dari biasanya.
  6. Tidak ada gairah seksual.
  7. Berat badan turun atau malah naik secara drastis.

Tidak semua orang mengalami gejala yang sama seperti diatas, bisa hanya ada beberapa atau bahkan lebih dari gejala tersebut. Tingkat keparahan dan frekuensi gejala dan berapa lama gejala bertahan dapat bervariasi tergantung pada individu dan penyakitnya.

Depresi ini dapat berlangsung lama atau bahkan berulang (tak sembuh), akut, hilang atau lebih parah. Ia juga bisa memburuk dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Seseorang bisa dikatakan depresi apabila mengalami setidaknya lima gejala diatas yang terjadi hampir setiap hari atau selama dua minggu.

Pertolongan pertama untuk orang yang depresi
Segera periksakan ke psikolog/psikiater mengalami gejala diatas, terutama bila muncul keinginan untuk mencelakai diri sendiri atau orang lain.

Dokter akan mendiagnosis depresi dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan psikologis, serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah jika diperlukan.

Dokter juga dapat menggunakan kriteria untuk depresi yang tercantum dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab depresi.

Kabar baiknya, dengan perawatan dan dukungan yang tepat, kebanyakan orang yang mengalami depresi dapat sembuh total.

Pengobatan bisa dilakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut:
1. Perawatan diri sendiri
Hal ini bisa dilakukan jika depresi tersebut masih tergolong ringan. Bisa diatasi dengan pola hidup yang sehat seperti, berolahraga, menciptakan suasana yang pisotif, tidur yang cukup, makan-makanan yang sehat, menghindari obat-obatan terlarang dan alkohol.

2. Psikoterapi
Perawatan ini umumnya direkomendasikan untuk kasus depresi ringan hingga berat. Psikoterapi juga sering dikombinasikan bersama obat-obatan. Tergantung pada tingkat keparahan depresi, pengobatan dapat memakan waktu beberapa minggu atau lebih lama.

3. Terapi stimulasi otak
Jenis terapi ini biasanya lebih ditujukan pada pengidap depresi yang tidak membaik setelah diberi obat-obatan, mengalami gejala psikosis, serta pengidap yang mencoba bunuh diri.

Depresi itu bukan masalah sepele, depresi bisa jadi besar jika tak ditangani dengan serius. Hendaknya kita sama-sama saling peduli satu sama lain meskipun itu hanya sebatas tepukan pelan di pundak atau sekedar menjadi pendengar yang baik. (Cbr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *