Insomnia Bukan Penyakit, Ini Penjelasan dan Pengobatannya

Orami Photo Stock

Lentera Uniska, Banjarmasin – Insomnia sangat sering kita dengar, insomnia atau gangguan tidur ini sering dialami usia remaja hingga orang tua.

Mengutip dari alodokter, Insomnia diartikan sebagai gangguan yang menyebabkan penderitanya sulit tidur atau tidak cukup tidur, meski terdapat cukup waktu untuk melakukannya.

Insomnia sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu insomnia primer adalah gangguan tidur yang tidak terkait kondisi medis dan insomnia sekunder adalah gangguan tidur yang terjadi akibat adanya kondisi lain, seperti depresi, kanker, alkohol.

Berikut persentase tingkatan usia penderita insomnia:

  1. Bayi (0-2 tahun): sangat langka
  2. Balita (3-5 tahun): sangat langka
  3. Anak-anak (6-13 tahun): langka
  4. Remaja (14-18 tahun): umum
  5. Anak muda (19-40 tahun): sangat umum
  6. Dewasa (41-60 tahun): sangat umum
  7. Orang tua (60 tahun ke atas): sangat umum

Menurut Survei yang di lakukan oleh Crampex (produsen pil tidur). Setidaknya 86% orang di seluruh dunia mengalami insomnia seperti di Inggris sendiri, sebanyak 10 juta resep obat tidur telah ditulis setiap tahunnya.

Sedangkan di Indonesia, prevalensi penderita insomnia diperkirakan mencapai 10%, yang artinya dari total 238 juta penduduk Indonesia sekitar 23 juta jiwa diantaranya menderita insomnia (Medicastore 2010, Cable News Network Indonesia 2017).

Dokter Welly, mengatakan bahwa insomnia bukanlah penyakit melainkan kelainan dalam tidur.

“Insomnia terjadi karena masalah psikologis misalnya seperti kecemasan, depresi, dan stres yang berkepanjangan,” dikutip dari AntaraNews di Jakarta, Selasa (16/1/2018).

Gejala insomnia umum mengutip dari halodoc, seperti :

  1. Sulit untuk merasakan ngantuk dan tidak bisa tertidur.
  2. Terbangun pada malam hari atau dini hari dan tidak bisa tidur kembali.
  3. Merasa lelah, emosional, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa melakukan aktivitas secara baik pada siang hari.
  4. Tidak bisa tidur siang, meskipun tubuh terasa lelah. 

Berikut cara yang dapat direkomendasi oleh halodoc untuk pencegahan insomnia:

  1. Pertahankan jadwal tidur dan bangun yang kira-kira sama meski di akhir pekan. 
  2. Hindari tidur siang karena dapat mengurangi rasa ngantuk di malam hari.
  3. Buat rutinitas sebelum tidur yang membantu kamu rileks dan mendapatkan suasana yang baik untuk tidur.
  4. Membatasi asupan kafein di sore-malam hari.
  5. Redupkan lampu dan letakkan perangkat elektronik sekitar satu jam sebelum waktu tidur.
  6. Dapatkan sinar matahari dan aktivitas fisik hampir setiap hari atau setiap hari, jika memungkinkan.
  7. Memeriksakan diri ke psikolog jika merasakan gejala gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. 

Jika tak kunjung membaik, lebih baik coba berkonsultasi ke dokter yaa. (Kma)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *