Mengenal Gangguan Kelainan Seksual Fetish

Kompas.com

LENTERAUNISKA – Pernah mendengar seseorang nafsu atau bergairah saat melihat kaki? atau mereka akan terangsang saat melihat pasangannya melakukan kontak fisik dengan orang lain?

Ada berbagai jenis gangguan seksual yang dialami oleh manusia. Diantaranya adalah fetish. Sayang, masih banyak orang yang tidak tahu dengan yang namanya fetish.

Fetish adalah gangguan seksual yang terjadi ketika seseorang mengalami respon seksual yang intens terhadap sesuatu yang dianggap tidak umum. Fetish termasuk gangguan kesehatan seksual yang cukup meresahkan. Bahkan, sejumlah kasus fetish sempat ramai di media sosial karena para korban berani mengungkapkan hal tersebut ke publik.

Dikutip dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), fetisisme seksual ini dapat dicirikan sebagai kondisi yang memiliki dorongan kuat terhadap objek tidak hidup, seperti pakaian dalam. Selain itu, hal ini juga dapat terjadi pada bagian tubuh yang sangat spesifik, seperti kaki untuk mencapai gairah seksual. Hanya dengan cara ini pengidap gangguan tersebut dapat memperoleh kepuasan seksual.

Dan dilansir dari Psychology Today menjelaskan fetisisme seksual pada umumnya terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita dan disebutkan kelainan ini hampir secara eksklusif terjadi pada pria.

Lalu apa penyebab dari kelainan seksual ini?

Fetis memiliki beberapa faktor. Kelainan ini termasuk dalam kategori umum gangguan paraphilic, yang menyebabkan seseorang memiliki ketertarikan seksual pada benda atau bagian tubuh di luar stimulasi secara genital. Fetis tumbuh dimasa remaja atau sebelum remaja. Beberapa sumber mengatakan jika fetisisme seksual dapat berkembang dari pengalaman seseorang saat masih anak-anak yang mungkin berhubungan dengan kondisi pada masturbasi dan pubertas.

Mengutip Halodoc.com, beberapa ahli berpendapat jika gangguan fetisisme seksual ini terjadi akibat keraguan tentang potensi atau rasa takut akan penolakan dan penghinaan dari orang lain. Dengan memiliki dorongan seksual terhadap objek mati, pengidapnya dapat melindungi dirinya dari perasaan tidak mampu atau ditolak akan suatu hal.

Gangguan ini juga cenderung berfluktuasi pada intensitas dan dorongan untuk melakukan hal yang tidak wajar.

Ada beberapa langkah pengobat kelainan seksual ini

Pengobatan dari fetisisme seksual yang efektif biasanya dilakukan dalam jangka panjang. Beberapa penanganan yang umum dilakukan yakni dalam bentuk terapi kognitif serta terapi pengobatan.

Kemudian, beberapa obat resep juga dapat membantu pengidapnya untuk mengurangi pemikiran kompulsif yang berhubungan dengan gangguan fetisisme. Cara ini memungkinkan pengidapnya untuk berkonsentrasi pada konseling dengan gangguan yang minimal.

Obat jenis anti androgen biasanya dikonsumsi seseorang dengan gangguan ini agar dapat menurunkan kadar testosteron sementara. Jenis obat ini juga dapat dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lainnya agar dapat meredam kelainan tersebut. Cara ini disebut dapat efektif untuk menurunkan dorongan seks pada pria dan bisa mengurangi frekuensi pencitraan mental yang dapat membangkitkan gairah seksual. (Ceber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *