LENTERAUNISKA.ID, BANJARMASIN – Lima hari setelah berakhirnya Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Islam Kalimantan (Uniska MAB) 2023 di Gedung Sultan Suriansyah pada Kamis (14/9) lalu.
Hasil pantauan tim reporter Lentera banyak mendapat beberapa keluhan dari mahasiswa baru (maba) dan juga panitia.
Makanan di Hari Pertama
Insiden pertama terkait kurang layaknya makanan, akibat dari itu ‘diduga’, menurut kesaksian maba yang tidak ingin disebut namanya ini sebagian mengalami mual dan muntah karena tidak sengaja termakan.
“Ada beberapa yang lihat sampai muntah-muntah di kamar mandi,” ucapnya.
Untungnya setelah mendapat laporan tersebut, pihak panitia dan leader setiap kelompok langsung gerak cepat mengganti makanan jika ada yang tidak bisa dimakan lagi.
Kejadian tersebut berlanjut sampai malam hari, dua maba juga sempat dilarikan ke Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin menggunakan ambulance.
Saat dikonfirmasi sekitar pukul 10.00 WITA, Senin (12/9). Agus Humaidi, Ketua Pelaksana PKKMB Uniska menjelaskan bahwa dua maba tersebut sudah aman dan dipulangkan ke rumahnya.
“Tadi ada yang asma dan ada juga yang mual. Alhamdulillah sudah pada pulang tadi habis saya jenguk,” jelasnya.
Hal tersebut juga senada dengan pegawai di posko kesehatan PKKMB Uniska, ia mengatakan bahwa yang di rawat sebagian memang sudah ada keluhan bukan berarti keracunan.
“Ada yang ga makan dari pagi, ada yang tidak biasa makan pagi. Jadi bisa aja maag, kalaupun keracunan harusnya dengan diare,” ujarnya yang tidak mau disebut namanya.
Disamping cuaca yang cukup panas, dehidrasi juga menjadi dugaan yang paling memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan dan kelelahan.
Sebagai rasa tanggung jawab, Agus Humaidi menegaskan langsung untuk mengganti semua vendor makanan untuk hari kedua dan ketiga agar tidak terulang lagi.
Moshing yang Tak Terelakkan
Pada hari ketiga PKKMB Uniska, dalam perkenalan setiap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) maba melakukan moshing saat penampilan salah satu UKM Uniska.
Pihak panitia awalnya sudah menegur agar cukup untuk berdiri saja dan tidak membuka lingkaran. Namun karena bentuk ekspresi dari lagu yang dibawakan, akhirnya tetap terbentuk lingkaran.
Salah leader kelompok yang turun langsung untuk menahan moshing agar tidak merembet ke wilayah perempuan menjelaskan bahwa selain maba sempat beberapa ormawa juga ingin naik ke panggung.
“Mau naik ke atas panggung, cuma dilarang oleh pihak keamanan, akhirnya gak jadi,” ujarnya.”
Disitu hampir kena cewek-cewek juga, barang-barang cewek hampir ke injak juga,” tambahnya.
Namun beruntungnya, kejadian tersebut berakhir damai, hal itu dijelaskan langsung oleh Wakil Ketua II PKKMB Uniska M Irfan Noor Rahman yang juga sebagai presma.
“Itu bukan kerusuhan, bukan anarkis, kami datang ke bawah untuk memisahkan antar maba laki-laki dan perempuan, takutnya terkena perempuan,” jelasnya.
Selain itu, di hari terakhir juga sempat asap bakaran di samping gedung memenuhi ruangan hingga berkabut, untungnya pihak panitia cepat tanggap langsung mematikan api bakaran tersebut. (Tuwaw)