LENTERAUNISKA.ID, BANJARMASIN – Eks anggota BEM Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari (MAB) buka suara terkait pengunduran diri mereka secara serentak.
Mereka menampik pernyataan Presma Irfan Noor Rahman tentang bayang-bayang sentimen pribadi pada anggota yang memilih hengkang.
“Kita berfikir secara rasional, ketika memang alasan kami keluar 10 orang lebih karena alasan sentimen pribadi itu tidak mungkin,” kata Eks anggota Menteri Luar Negeri, Salim mewakili rekan-rekan, Kamis (19/10).
Mahasiswa FE Uniska ini pun merasa janggal dan meragukan pernyataan yang keluar dari presma.
“Kalau sebab sentimen pribadi ku pikir tidak banyak yang keluar, paling satu atau dua orang saja. Kita bisa berfikir aja sendiri,” tambah Salim.
Menurutnya, ada persoalan yang lebih mendasar sehingga para eksekutif mahasiswa ini memutuskan undur diri.
“Sampai banyak begini adalah sebuah bentuk keresahan yang ada dalam tubuh Kabinet Barakat,” sambungnya.
Keputusan hengkangnya mayoritas anggota BEM pada kabinet ini terbilang cukup serius.
Terlebih, bukan hanya anggota saja yang mengalami kekosongan.
Namun, sejumlah menteri dan sekretaris menteri pun turut mengalami kekosongan.
“Posisi menteri ga mungkin orang baru berorganisasi, hal itu juga yang harusnya jadi dasaran,” kata salah satu eks yang enggan disebut namanya.
Bahkan, ia menilai sosok eks Wapresma Alfian Nur dan Sekjend Yuja Annisa bukan orang yang sembarangan dan tahu cara berorganisasi.
“Orang-orang seperti itu menarik diri berarti banyak hal-hal permasalahan yang terjadi dengan orang yang mempunyai keputusan lebih dari mereka,” tuturnya.
Keputusan undur diri ini juga tak serta merta diambil secara enteng, tetapi sebagai bentuk akhir dari kompromi yang tidak mendapat jalan tengah.
“Bentuk pengunduran diri ini bukan berarti kami menyerah, tapi bentuk dari kami merasa tidak ada namanya menghargai suara kami,” ucapnya.
Selain itu, mereka lantas mempertanyakan kembali kondisi forum diskusi terakhir sebelum pengunduran diri anggota yang dinilai tidak sehat.
“Forum seperti apa, apasih isi forumnya, perdebatan dalam berforum itu sah-sah saja,” katanya.
Pergantian Bendahara Umum BEM Uniska yang belakangan kencang dikaitkan juga belum terlepas dari benak mereka.
Rentetan momen saat diakhir akhir mengemban status sebagai anggota BEM pun kian transparan.
Saat itu, Nanda yang menjabat sebagai bendum sempat diturunkan dari jabatan sebelum akhirnya keputusan tersebut batal.
“Presentase apa sehingga bendum diturunkan, itu ketidakjelasan karena apa. Kemarin ketika penurunan tidak ada koordinasi dan komunikasi juga kepada bawahannya,” sentilnya.
Kondisi pembahasan masalah pada forum tersebut menimbulkan kebuntuan bagi sebagian anggota.
Pihak yang tak sejalan merasa tidak puas dengan jawaban pimpinan BEM yang berlangsung pada forum itu.
“Tidak memberikan sebuah jawaban kepada kami. Dan keputusan disana kami dianggap tidak menangkap sebuah keputusan,” bebernya.
Pada keterangan Irfan Selasa (17/10) lalu, BEM Uniska berinisiatif melakukan perombakan dengan jumlah anggota yang ada.
Hal tersebut merupakan langkah solusi agar BEM tetap berjalan disisa sisa masa keperiodean.
Namun, tetap dengan catatan tak ada penambahan anggota baru disisa akhir keperiodean.Keputusan tersebut diperkuat dengan siaran oleh BEM Uniska pada akun Instagram @bemuniska Jumat (20/10).(Parus)