Pertumbuhan Ekonomi Kreatif dan Isu Pendidikan di Kalsel Panaskan Kursi Debat Kandidat Pilpresma Uniska

Debat Kandidat di Pilpresma Uniska 2024. Rabu (21/2/2024) malam.

LENTERAUNISKA.ID, BANJARMASIN – Adu gagasan tersaji pada debat kandidat Calon Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari (MAB).

Tampil di hadapan para pendukung, debat berlangsung di Lapangan Kampus Uniska Adhyaksa. Rabu (21/2/2024) malam.

Sorak-sorai tim sukses mengiringi panasnya kursi debat sejak awal dimulai. Terlebih, memasuki sesi saling bertanya antar Paslon pada segmen kedua.

Tampil berkemeja hitam lengkap dengan almamater, Paslon nomor urut 02 Salim secara terbuka menyoal ketergantungan batu bara dan menggantinya dengan ekonomi kreatif.

“Kalsel ini tambangnya besar, langkah konkretnya seperti apa,” sebutnya.

Gagasan yang dibawakan Paslon nomor urut 01 itu mendapat penegasan oleh Syukur Prasetiyo yang menyebut 80 persen pertumbuhan ekonomi di Kalsel ketergantungan dari sektor batu bara.

“Ketergantungan bukan berarti anti, tetapi yang diinginkan adanya pertumbuhan variabel baru ekonomi di Kalsel,” tegas Syukur.

Menurutnya, dengan usia yang terbilang produktif penting berperan untuk memberikan dorongan terhadap terealisasinya ide tersebut.

“Korea Selatan bisa hidup dengan budayanya. Kita ingin hidup dengan memperkenalkan atau bekerja atas kebudayaan itu sendiri,” tambah Syukur.

Sebaliknya, Syukur justru menyinggung pernyataan Salim tentang peranan BEM Uniska di luar apabila terpilih nanti.

“Ketika menghadiri Munas BEM SI, taring apa, isu apa dan keberpihakan apa yang ingin disampaikan untuk Kalsel,” ucapnya.

Menurut Salim, BEM di Indonesia memiliki naungan yang sistematis di berbagai tingkatan yakni daerah dan nasional.

Terkait itu, Salim mengungkapkan isu pendidikan di Kalsel masih layak digaungkan.

“Kedepannya kami akan menjadi pionir-pionir pergerakan di forum BEM se Kalsel,” tuturnya.

Dengan adanya forum BEM jelas membuka kesempatan untuk berdiskusi terkait keadaan di daerah, regional maupun nasional.

“Kami menawarkan isu pendidikan dan apa yang menjadi solusi. Pertukaran pikiran akan terjadi, solusi yang ditawarkan oleh BEM lain pasti terjalan,” pungkas Salim.

Editor : Zulvan Rahmatan

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *