Lentera Uniska, Banjarmasin – Nasib pedagang di kantin kampus Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin, kian mengkhawatirkan. Tumpuan mata pencaharian pun terbilang sulit. Kondisi ini dirasakan Warung Acil Ilam.
Sejak Surat Edaran Rektor Uniska MAB pertama soal menggelar kuliah daring (dalam jaringan) pada 17 Maret 2020 lalu, hiruk pikuk aktivitas mahasiswa di kampus sangat jarang terlihat.
Saat ditemui Tim Lentera, Rabu (10/03), Acil Ilam tak menampik pendapatannya merosot jauh sejak perkuliahan dialihkan ke sistem daring demi meredam laju sebaran Pagebluk Covid-19.
“Ada yang datang paling cuman mesan minum, bahkan ada datang banyak cuman numpang duduk saja,” ucap Acil Ilam, sembari terkekeh.
Jika dibandingkan dari biasanya, omzet Warung Acil Ilam menurun sekitar 40 persen. Pendapatan yang tersebut dirasa Acil Ilam belum bisa menutupi kebutuhan sehari-hari.
Kondisi ini membuat Acil Ilam harus pintar-pintar bersiasat. Ia berinisiatif menawarkan makanan langsung ke kantor-kantor dosen.
“Karena sering membawakan makanan ke kantor-kantor baru dapat Rp 100 ribu per hari,” ujarnya.
Persoalan tidak selesai sampai di situ. Biaya sewa kantin sebesar Rp 1.250.000 per bulan juga harus dipikirkan Acil Ilam. Pasalnya, sejak awal ada perjanjian tidak ada pengurangan sewa. Namun, saat masa libur semester perkuliahan, sewa kantin tidak berlaku. (Sbe/Tri)