LENTERAUNISKA.ID, BANJARMASIN – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari (MAB), menggelar dialog tanpa intervensi (DIGTI).
Mahasiswa berdiskusi mengenai dinamika politik lokal dan masa depan Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Sabtu (14/9/2024) di Ruang Seminar Fakultas Hukum Uniska.
Pengamat politik dan kebijakan dari Uniska, M Uhaib As’ad menyinggung banyak calon kepala daerah yang mestinya sudah mulai bisa duduk dan berdiskusi.
“Harusnya hari ini ada Acil Odah, Muhidin dan lain-lain untuk datang mengetahui fikiran mereka,” singgungnya.
Oleh sebab itu, ia berharap kepada mahasiswa khususnya yang dimotori oleh BEM bisa menjadi jembatan dalam membuka ruang diskusi mengenai isu-isu politik.
“Undang mereka nanti, saya ingin BEM menjadi tempat membuka fikiran terhadap isu-isu lokal dan nasional,” harapnya.
Setelah itu, Politisi Partai Gerinda, M Luthfi Saifuddin mengatakan dinamika politik lokal khususnya Kalsel harus dicermati dan disikapi sesegera mungkin.
“Kalsel memerlukan ide-ide gagasan dan gerakan yang memerlukan peran serta pemuda khususnya mahasiswa untuk memberikan perubahan,” ujar eks Ketua Komisi IV DPRD Kalsel periode 2019-2024 ini.
Ia berharap diskusi ini tak habis sekedar di dalam ruangan. Namun bisa memberikan gerakan kepada elemen pemuda terlebih lagi masyarakat menjadi people power yang bisa menghadapi oligarki.
Selain itu, literasi politik yang minim pada mahasiswa juga turut disinggung Uhaib As’ad. Menurutnya literasi yang kurang ini sulit memantik minat mahasiswa untuk berfikir kritis.
“Sedih pak Luthfi saya dengan mahasiswa ditanya semester tujuh punya buku bacaan cuman satu,” sebutnya.
Hal ini pula menurut Uhaib merupakan kemacetan berfikir yang dialami segelintir mahasiswa, selain diperkeruh sebab terlalu banyak bermain sosial media dan game.
“Pesan saya banyak baca buku, diskusi dan aktif organisasi jangan baru sibuk baca buku saat jadi anggota dewan,” tutupnya.
Disisi lain, BEM Uniska melalui Menteri Kajian Strategis, Aksi dan Propaganda M Shafaruddin mengatakan fokus utama diskusi adalah membedah dan mengkritisi Pilkada Kalsel yang sedang berlangsung.
Pihaknya sepakat dengan dua kata lucu yakni “Pilkada Kalsel” yang sempat dilontarkan Presma BEM Uniska, Syukur Prasetiyo di PKKMB 2024 kemarin.
“Saya pun juga mengatakan demikian (dua kata lucu). Agar mahasiswa yang apatis terhadap Pilkada bisa membuka ruang fikiran,” kata Mahasiswa Fakultas Hukum ini.
Ia pun mengimbau agar mahasiswa lebih melek dengan isu-isu di daerah yang menurutnya tak kalah menarik dibanding isu yang ada di nasional.
“Mari buka mata dengan keadaan Kalsel sekarang, jangan sampai daerah kita sendiri terlupakan,” tutup Shafaruddin.
Editor: Zulvan Rahmatan